Minggu, 17 November 2013

Elephant in the Movies


Bukan cuma doggy yang banyak jadi tema sebuah film, gajah pun ternyata banyak diangkat jadi kisah film. Ada yang spesifik memang bercerita tentang gajah, ada yang hanya mengambil analogi kehidupan gajah. Saya pun, punya beberapa koleksi film tentang gajah.
Dimulai dari mengkoleksi Horton, Hears a Who!, film kartun tentang gajah yang diangkat dari buku anak-anak karangan Dr. Seuss. Ketika nonton di bioskop saya gak mengira ceritanya mengangkat tema gajah yang awalnya dianggap sebagai binatang malas, kerjanya cuma tidur ternyata punya peran besar dalam menyelamatkan kehidupan sebuah kota bernama Who-ville, yang dihuni makhluk-makhluk kecil yang hanya bisa didengar oleh telinga seekor gajah bernama Horton. Karena ceritanya bagus dan pemeran utamanya juga gajah maka saya belilah versi asli DVD-nya...
Sejak saat itu, setiap ada film yang bercerita tentang gajah, saya pun selalu ketagihan untuk menontonnya. Maka lahirlah koleksi film gajah saya lainnya. Sayangnya sebagian besar gak bisa saya temukan versi aslinya, jadi saya cuma punya versi yang bukan asli L
Ada film dengan judul Jumbo, ini film jadul yang ceritanya tentang gajah di dunia sirkus. Jumbo tentu aja seekor gajah (namanya aja udah ketahuan yah...) yang dimiliki oleh seorang bapak. Bersama anak perempuan dan si Jumbo ini, sang bapak (sori lupa namanya J) sukses di panggung sirkus, sampai muncullah seorang rival yang mengacaukan sirkus mereka. Bapak dan anak serta si Jumbo harus berjuang untuk mempertahankan panggung sirkus mereka, yang terancam dibubarkan.
Film lain yang saya punya berjudul Elephant, karya sutradara ngetop Gus van Sant. Terus ada lagi Knetter, film produksi Eropa tentang seorang anak perempuan, Bonnie, yang kurang mendapatkan kasih sayang dari bundanya dan mengidamkan dirinya bisa seperti gajah yang selalu berpegangan di ekor ibu gajah saat dibutuhkan.
Ada lagi film tentang gajah dengan judul The Elephant Boy dan Khan Kluay. Keduanya film dari Thailand, yang memang juga terkenal dengan gajahnya. Yang pertama mengangkat persahabatan antara Sang, seorang anak laki-laki dengan seekor gajah. Sementara yang kedua adalah film kartun tentang Khan Kluay, anak gajah yang hidup damai di hutan tapi selalu mempertanyakan keberadaan ayahnya yang belum pernah ditemuinya.
Nah, udah banyak kan pilihan film tentang gajah. Gak lengkap lho rasanya kalau belum nonton film-film ini...hehehe, itu sik saya yah...JJ
#buat yang baca artikel ini, kalau ada info tentang film gajah lainnya, boleh yaaa disampein ke saya...ma kacihh..

Kisah Modoc, Gajah yang Menjadi Sahabat Manusia


Kecintaan saya kepada binatang besar yang imut ini bukan cuma pada pernak perniknya, tapi benar-benar pada wujud aslinya. Untuk tahu seperti apa gajah saya sering baca info-info lewat website yang mengangkat tema gajah, termasuk juga menjadi anggota WWF untuk tahu perkembangan gajah (Sumatra) pastinya, yang seringkali gadingnya diburu sampai membuat sang gajah mati.
Selain cari info lewat situs, saya juga suka baca buku dan nonton video tentang gajah. Salah satunya adalah buku berjudul Modoc, Sehati Sejiwa Selamanya ini, yang diberikan salah satu sahabat saya yang tahu banget saya tergila-gila sama makhluk berbadan besar itu. Buku ini mengangkat kisah nyata persahabatan antara gajah dan manusia. Bahkan sampai mati.
Alkisah adalah Modoc, seekor gajah dan Bram seorang bocah. Mereka dibesarkan bersama di kota sirkus kecil di Jerman. Modoc dan Bram membina ikatan yang bertahan sepanjang hidup bahkan ikatan batin. Mereka melalui ujian hidup bersama, mulai dari tenggelamnya kapal di Samudra Hindia, magang di hutan jati India, melewati percobaan penyiksaan dan nyaris dibunuh, sampai menjadi bintang sirkus tahun 1940-an di New York.
Ikatan batin antara mereka bukan hanya saat keduanya kecil, tapi sampai keduanya dewasa. Bahkan Bram yang meninggal lebih dulu, tak lama setelah pesta ulang tahun Modoc, juga disusul oleh Modoc. Umur gajah itu mencapai 78 tahun saat dia pergi menyusul Bram ke dunia lain.
Judul buku ini tidak berlebihan, bukan sesuatu yang hiperbola juga, karena kedua makhluk hidup ini memang ditakdirkan untuk selalu bersama, selamanya. Lihat apa kata Bram kepada Modoc, “Mo (panggilan kesayangan Bram untuk Modoc), hati dan pikiran kita selalu satu, darahku mengalir bersama darahmu. Mo, kita ditakdirkan menyatu. Kita lahir pada hari yang sama, pada jam yang sama, di tempat yang sama. Ayo, Mo! Jangan khawatir, rantai derek cinta kita akan mengangkatmu. Angkat belalaimu, Mo...!”
#andaikan bisa punya gajah juga...saya pengen bisa seperti Modoc dan Bram...

Minggu, 10 November 2013

Stick with Me...



Duhhhh kesannya gimana gitu yaaaa....padahal si gajah ini cuma sticker-sticker lucu yang siap ditempel dimanapun. Karena bentuknya yang kecil mungil imut ini akhirnya sticker gajah ini gak pernah saya pakai. Awet aja di dalam lemari gajah saya. Sayang juga sikkk. Kalau udah ditempel kan gak bisa dibalikin.
Ada lagi yang fungsinya juga buat nempel-nempel. Tapi yang satu ini adalah alatnya. Masukkan deh selotip ke dalam body gajah ini, dan tariklah selotip dari lidah / belalainya saat mau dipakai. Seru kannn...gajah pun bisa multifungsi juga, jadi selotip J

Other Part of Me

Jangan cedih temans....penampakan diriku masih banyak lhooo di kandang gajahnya si gadjah ketcil JJ Lihatlah daku, ini adalah bagian lagi dari diriku yang mungkin sering kalian temui di toko buku. Ya, aku kerap berpasangan karena kalau salah satu aja yang dipakai rasanya kurang lengkap. Tahukah kalian apa aku...?? Aku adalah pembatas buku yang sering ada di rak atau lemari buku. Bentukku sik kecil, tapi aku punya manfaat juga lhooo, untuk kalian yang punya koleksi buku, supaya buku-buku kalian gak gampang rusak saat disimpan di rak atau lemari buku.

Yukkk, Belanja Bareng Aku

Tuhhhh udah diajak belanja sama gajah-gajah saya. Ayo berangkat dan belanjalah. Sudah dimodali dompet-dompet lucu ini lho...tinggal kita isi dalemnya. Mau isi receh ada si chocolate rain wallet. Mau isi dolar, ada si pinky or chocolate lazy elephant. Tinggal pilih deh temans...


Elephant Back to School (part 2)

Masih nyambung sama cerita di bawah. Ini bagian lain dari gajah back to school...
notes

small notes

map folder

Elephant Back to School



pencil case
Siapa bilang gajah gak sekolah? Di Way Kambas ada sekolah gajah (ini versi beneran), di Thailand juga ada khusus sekolah pelatihan gajah. Tapi kalau gajah yang saya punya ini, bukan sekolah gajah,  bukan pula sekolah pelatihan untuk gajah tapi gajah-gajah yang bisa nemenin ke sekolah. Ada apa aja sik? Cekidot plis deh...ada kotak pensil imyut dan lucu, ada notes untuk catatan di sekolah, ada bookmark untuk batas bacaan kita, juga folder map yang gambarnya si gajah lucu. Semua ini adalah bagian dari koleksi gajah dari kandang gajah di rumah. Nah, kalau udah ditemenin gajah, gak males dong yaaa pergi ke sekolah JJ
  
pencil case

book marks

Mirror Mirror in The Wall...

Who’s in the prettiest woman in the world...?? Kalau sang ratu biasanya nanya gitu ke cermin saking takutnya tersaingi sama Snow White, nah, kali ini giliran kita yang tanya. Tapiii nanyanya ke cermin gajah ini. Yang ada bukan penasaran nanya siapa yang lebih cantik, tapi kok bisa ya ada cermin berbentuk gajah...atau cermin bergambar gajah, secara gajah kan gede, cerminnya mesti segede apa yaaa? Hehehe...itu kesan pertama saya waktu nemu elephant mirror ini di sebuah toko ‘buy anything only 2 dollars’... Itu pertemuan pertama saya dengan elephant mirror. Setelah itu, kalau ada kesempatan pastinya cari lagi temen si mirror ini. Akhirnya, bertemulah saya dengan beberapa cermin gajah ini, yang sekarang sudah jadi penghuni kandang gajah bersama gajah lainnya.



Elephant Ring Ring

Meskipun belom pernah dalam sejarahnya ada gajah yang bisa nelpon, tapi di item yang saya punya ini gajah ada hubungannya dengan telepon. Emang sikkkk bukan si gajah menelepon, atau video tentang kehebatan gajah pakai gadget or pesawat telepon. Ini cuma pernik pernik yang berhubungan dengan gadget, yang pastinya ada gambar si gajah dunks yang menempel di pernik gadget itu.
Lihat deh betapa lucunya si gajah imut ini muncul di casing IPhone 5 atau juga di Samsung Galaxy Note 2. Ada juga yang jadi model untuk protective case-nya Ipod touch 4G. Keren kannn gajah-gajahku itu, meskipun mereka buat gadget freak, tapi mereka juga gak kalah trend dengan muncul di pernik pernik gadget terkini. Jadi, gak mesti punya gadgetnya kan...yang penting pernik perniknya aja dulu...apalagi kalau itu gajah...gak boleh sampai gak punya deh....

Kisah Wallpaper Gajah


Alkisah (nyata nih...)...saya pindah rumah dari ‘kandank gajah’ lama ke yang baru. Masih di seputaran Bintaro juga sikkk... Nah, mumpung kandank baru, maka interior kamar gajah juga harus baru dunks. Sesuai cita-cita dari jaman awal mengkoleksi gajah, which is pengen punya kamar dengan wallpaper gajah, saya pun berburu wallpaper bergambar gajah. Dari satu toko ke toko yang lain, akhirnya ketemu lah wallpaper seperti di bawah ini.
Kisah uniknya bukan di soal perburuannya, karena memang gak seru-seru banget. Tapi pada respon para penjaga dan pemilik toko. Jadi, kisahnya, hari pertama saya menemukan dirinya...uhuy...si mbak X ini dengan semangat meladeni permintaan saya. Tiba-tiba dirinya bertanya, “untuk anak cowok atau cewek bu...??” Doweenggg....!!! Bukan mbakkkk...itu untuk kamar saya. Dan, dia pun terpana...
Kedatangan kedua kalinya, saya diterima oleh mbak yang lain. Kali ini saya datang untuk konfirmasi ulang karena masih ada informasi yang belum nyambung dari saat pertama datang. Si mbak yang lain ini, pun bertanya hal yang sama...”anak ibu cowok atau cewek...??” Walah...apakah tidak boleh orang tua juga pakai wallpaper gajah di kamarnya...?? Tidaaakkkk....Begitu saya jawab, itu untuk saya...si mbak pun menganga....seolah tak percaya...
Lalu, sebelum wallpaper jadi, saya kembali ke toko tersebut. Kali ini, si ibu pemilik yang langsung menemui dan meladeni saya. Begitu tahu yang saya pilih adalah gambar gajah, lagi-lagi pertanyaan yang sama muncul. “Kalau ini buat putranya, terus buat ibu sudah dapat pilihannya yang mana?” Dan saya pun speechless. Akhirnya saya memberikan jawaban, hanya saja kali ini saya sertakan dengan penjelasan kenapa milihnya gajah, karena si ibu seperti tidak yakin dengan jawaban saya. Mungkin dalam hatinya, kok bisa ya masih milih gambar gajah animasi gini...?? Hihihihi...
Pada saat saya sedang menjelaskan, masuklah pembeli yang lain. Sambil memilih-milih maunya dia, si ibu pemilik toko tiba-tiba pengumuman kalau saya pesan wallpaper gajah karena saya suka gajah, punya hobi mengkoleksi gajah, bahkan sudah ‘go public’ di media tentang kesukaan saya. Ibu pembeli tersenyum ke saya dan komentarnya, “oh itu sama dengan adik ipar saya, dia juga suka gajah, tapi yang dikoleksi keramik-keramik gajah”...duhhh senangnya punya teman sehobi.
Sekarang, setiap memandang tembok dan sejauh memandang yang terlihat dalah si wallpaper gajah lucu ini, saya pun selalu teringat kisah saat membeli dan memesannya. Suatu kali, kisah ini akan saya ceritakan ke anak cucu saya JJ